Membentuk Lulusan Unggul Era 5.0: Peran Kunci Kurikulum Outcome-Based Education (OBE)

Membentuk Lulusan Unggul Era 5.0: Peran Kunci Kurikulum Outcome-Based Education (OBE) Kesenjangan antara ekspektasi industri dan kompetensi lulusan Di tengah percepatan Revolusi Industri 5.0, perguruan tinggi dihadapkan pada tantangan signifikan: menghasilkan lulusan yang tak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga siap menghadapi dinamika dunia kerja yang terus berubah. Data dari Badan Pusat Statistik (Sakernas Februari 2025) menunjukkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 4,76 persen, dengan lulusan perguruan tinggi menjadi kontributor signifikan. Fenomena ini menggarisbawahi kesenjangan antara ekspektasi industri dan kompetensi lulusan, bahkan bagi mereka yang dikenal sebagai digital natives. Kurikulum Outcome-Based Education (OBE) Mantan Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, pun menyoroti permasalahan ini. Menurutnya, isu utamanya bukanlah ketiadaan teknologi, melainkan ketidakselarasan mendalam antara materi perkuliahan dengan kebutuhan riil pasar kerja. Di sinilah Kurikulum Outcome-Based Education (OBE) hadir sebagai solusi strategis. Memahami Esensi Kurikulum OBE: Fokus pada Hasil Nyata Apa itu Kurikulum OBE? Outcome-Based Education (OBE) adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada hasil akhir (outcome) dari proses pendidikan. Berbeda dengan pendekatan tradisional yang terfokus pada “apa yang diajarkan,” OBE menekankan pada “apa yang bisa dilakukan lulusan” setelah menyelesaikan studi. Ini berarti tujuan utama pendidikan tidak hanya transfer pengetahuan, tetapi juga pengembangan keterampilan, sikap, dan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan dunia nyata. Dalam kerangka OBE, kurikulum dirancang secara cermat agar setiap lulusan memiliki capaian pembelajaran yang jelas dan terukur. Proses pendidikan tidak lagi hanya terpusat pada dosen sebagai satu-satunya sumber ilmu, melainkan berorientasi pada mahasiswa sebagai subjek aktif yang terlibat dalam pembelajaran. Dampak Positif OBE: Menjawab Kebutuhan Dunia Kerja dan Mengoptimalkan Daya Saing Lulusan Penerapan kurikulum berbasis OBE membawa banyak keuntungan strategis dalam membentuk lulusan yang kompeten dan berdaya saing tinggi. Lulusan cerdas akademik sekaligus matang emosional dan sosial. Lulusan Unggul Era 5.0 Melalui OBE, lulusan lebih siap menghadapi dunia kerja nyata karena pembelajaran ditekankan pada praktik, proyek, dan pemecahan masalah. Ini juga berkontribusi pada penguatan soft skills dan karakter unggul, menjadikan lulusan cerdas akademik sekaligus matang emosional dan sosial. Lebih lanjut, pendekatan ini mendorong inovasi dan kewirausahaan. Pembelajaran aktif dan berbasis capaian ini mendorong mahasiswa untuk berpikir inovatif dan solutif, memberikan ruang untuk mengembangkan ide-ide baru. Keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran pun meningkat signifikan karena mereka tahu jelas apa yang diharapkan dan bagaimana mereka akan dinilai. Dalam aspek akuntabilitas, OBE menghadirkan evaluasi yang transparan dan akuntabel. Penilaian berbasis hasil yang jelas dan terukur memungkinkan evaluasi yang lebih terbuka. Terakhir, penerapan OBE juga mendukung proses akreditasi nasional dan internasional. Capaian pembelajaran yang jelas dan terukur adalah kriteria utama dalam penilaian akreditasi, dan OBE membantu perguruan tinggi memenuhi standar ini, sekaligus meningkatkan reputasi mereka. Evaluasi OBE: Ukur Komprehensif Evaluasi dalam Outcome-Based Education (OBE) memastikan keberlanjutan proses belajar yang inovatif, interaktif, dan efektif. Pendekatan ini memengaruhi seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan tinggi. Evaluasi Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) Tahapan pertama adalah Evaluasi Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK), yang mengukur kompetensi mahasiswa setelah menyelesaikan mata kuliah. Evaluasi Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Selanjutnya, ada Evaluasi Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), yang fokusnya menilai ketercapaian kompetensi lulusan secara menyeluruh. Dikutip dari panturapost.com, beberapa perguruan tinggi progresif telah memperbarui kurikulum merujuk CPL dan membangun kolaborasi lintas sektor. Program Educational Objectives (PEOs) Terakhir, evaluasi juga dilakukan terhadap Program Educational Objectives (PEOs), yaitu tujuan pendidikan program studi jangka panjang, yang dinilai beberapa tahun setelah lulus. Ini digunakan untuk memenuhi indikator kinerja institusi (IKU) dan studi pelacakan alumni (tracer study) untuk relevansi pendidikan dengan dunia kerja. Masa Depan Pendidikan Tinggi dengan OBE Secara keseluruhan, penerapan OBE sangat signifikan dalam meningkatkan kualitas lulusan perguruan tinggi. Dengan fokus pada capaian pembelajaran yang jelas, penilaian berbasis kinerja, dan keterlibatan aktif mahasiswa, OBE membantu memastikan lulusan memiliki kompetensi yang relevan dengan kebutuhan industri. Implementasi OBE adalah respons strategis yang menjembatani kesenjangan antara kompetensi lulusan dan kebutuhan industri, menghasilkan lulusan yang lebih kompeten, adaptif, dan siap bersaing di pasar kerja global. Siap Cetak Lulusan Unggul Era 5.0? Mutu Perguruan Tinggi adalah konsultan terpercaya yang siap mendampingi institusi Anda dalam implementasi Kurikulum Outcome-Based Education (OBE) yang efektif. Kami menyediakan solusi menyeluruh untuk memastikan lulusan Anda memiliki daya saing tinggi dan relevan dengan tuntutan pasar kerja global. Kunjungi mutuperguruantinggi.id dan hubungi kami sekarang untuk mengetahui bagaimana kami dapat membantu mewujudkan tujuan pendidikan tinggi Anda!
In-House Training SPMI FEB Universitas Udayana Sukses Digelar Bersama MutuPerguruanTinggi.id

In-House Training SPMI FEB Universitas Udayana Sukses Digelar Bersama MutuPerguruanTinggi.id Pelatihan SPMI Daring: Kolaborasi FEB Universitas Udayana dan mutuperguruantinggi.id Pada tanggal 17 Juli 2025, platform mutuperguruantinggi.id kembali menunjukkan komitmennya dalam peningkatan mutu pendidikan tinggi dengan menyelenggarakan In-House Training (IHT) Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) secara daring. Kegiatan ini diikuti oleh 13 peserta dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, dengan fokus utama pada pendalaman materi dan evaluasi dokumen SPMI. Sambutan Pembuka: Penekanan Pentingnya Implementasi SPMI Pelatihan resmi dibuka oleh Prof. Dr. Dra. Anak Agung Istri Ngurah Marhaeni, M.S., selaku Ketua Tim Penjaminan Mutu Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya peran SPMI dalam menjaga dan meningkatkan kualitas akademik di lingkungan perguruan tinggi, serta mendorong para peserta untuk mengimplementasikan hasil pelatihan secara konkret. Materi Pelatihan: Dari Regulasi hingga Praktik Teknis Pelatihan dipandu oleh narasumber ahli, Dr. Wonny Ahmad Ridwan, M.M., yang membahas secara komprehensif mengenai: Pengenalan dasar SPMI Regulasi dan kerangka hukum SPMI di perguruan tinggi Implementasi teknis penyusunan dokumen mutu Contoh-contoh nyata praktik baik penyusunan dokumen SPMI Sesi Diskusi dan Review Dokumen yang Interaktif Peserta pelatihan mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi langsung dan mereview dokumen SPMI yang telah mereka susun. Pakar memberikan masukan, saran revisi, serta rekomendasi perbaikan terhadap dokumen yang dihasilkan oleh tim penjaminan mutu dari FEB Universitas Udayana. Sesi ini berlangsung dinamis dan memberikan nilai tambah nyata bagi para peserta. Komitmen MutuPerguruanTinggi.id dalam Peningkatan Mutu Nasional Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen mutuperguruantinggi.id sebagai mitra strategis transformasi mutu pendidikan tinggi, yang adaptif terhadap perubahan, relevan dengan kebutuhan zaman, serta mampu mendorong perguruan tinggi menjadi unggul secara nasional maupun internasional. Tertarik Mengadakan Pelatihan SPMI di Kampus Anda? Kini giliran perguruan tinggi Anda untuk mengalami pelatihan berkualitas seperti yang dilakukan oleh Universitas Udayana! Tingkatkan mutu internal institusi bersama mutuperguruantinggi.id, mitra terpercaya untuk pelatihan, pendampingan, dan sertifikasi kompetensi. 📌 Follow Instagram kami:@mutuperguruantinggi.official 📞 Hubungi kami sekarang:0812-8656-3234 (Admin Pelatihan & Pendampingan Mutu Perguruan Tinggi) Upcoming Events yang Tak Boleh Dilewatkan 1. Pelatihan dan Sertifikasi TOT OBE 📍 Daftar di: https://bit.ly/TOT-B2 2. Bootcamp OBE Batch 1 📍 Info lengkap: https://bit.ly/bootcamp-OBE-B1
Tingkatkan Daya Saing Lulusan dengan Kurikulum OBE: Apa dan Mengapa Penting?

Tingkatkan Daya Saing Lulusan dengan Kurikulum OBE: Apa dan Mengapa Penting? Membangun Lulusan Berdaya Saing Global Melalui Pendekatan Kurikulum Outcome-Based Education (OBE) Di era 5.0 yang serba cepat dan dinamis, perguruan tinggi dihadapkan pada tantangan besar untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga siap bersaing di dunia kerja nyata. Salah satu strategi paling efektif untuk mencapai tujuan ini adalah dengan mengimplementasikan Kurikulum Outcome-Based Education (OBE). Apa Itu Kurikulum OBE dan Mengapa Penting untuk Akademika? Outcome-Based Education (OBE) Outcome-Based Education (OBE) adalah sebuah pendekatan pembelajaran revolusioner yang berpusat pada hasil akhir (outcome) dari proses pendidikan. Berbeda dengan metode tradisional yang lebih fokus pada transfer pengetahuan, OBE menekankan pada pengembangan keterampilan, sikap, dan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat. Kontribusi Kurikulum OBE Dalam kurikulum OBE, desain pembelajaran berorientasi pada mahasiswa sebagai subjek aktif, bukan hanya dosen sebagai satu-satunya sumber ilmu. Ini berarti, proses evaluasi tidak hanya terpaku pada nilai ujian, melainkan pada kemampuan mahasiswa untuk menerapkan ilmu dalam memecahkan masalah, berkolaborasi, berinovasi, dan berkontribusi nyata di masyarakat. Bagi akademika, memahami dan mengadopsi OBE adalah kunci untuk menghasilkan lulusan yang truly unggul dan siap menghadapi tantangan masa depan. Dampak Positif OBE Terhadap Daya Saing Lulusan di Era Modern Penerapan kurikulum berbasis OBE membawa banyak keuntungan strategis dalam membentuk lulusan yang berdaya saing tinggi, baik di tingkat nasional maupun global. Berikut adalah beberapa dampak positif signifikan dari implementasi OBE: Lulusan Lebih Siap Menghadapi Dunia Kerja Nyata OBE menekankan pembelajaran berbasis praktik, proyek, dan pemecahan masalah. Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga dilatih untuk mengaplikasikannya dalam konteks nyata. Ini membuat lulusan jauh lebih siap menghadapi tantangan di industri, karena mereka telah memiliki pengalaman belajar yang relevan dan aplikatif. Penguatan Soft Skills dan Karakter Unggul Selain aspek kognitif (pengetahuan), OBE juga fokus pada aspek afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Hasilnya, lulusan tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang secara emosional dan sosial, memiliki kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis, dan bekerja sama yang mumpuni. Mendorong Inovasi dan Kewirausahaan Pendekatan pembelajaran yang aktif dan berorientasi capaian dalam OBE mendorong mahasiswa untuk berpikir inovatif dan solutif. Banyak perguruan tinggi yang kini mengintegrasikan proyek inovasi, inkubasi startup, hingga program kewirausahaan sosial dalam kurikulum OBE mereka. Hal ini membuka peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan ide-ide baru dan berani menciptakan lapangan kerja sendiri, alih-alih hanya menjadi pencari kerja. Bentuk Evaluasi Komprehensif dalam Program OBE Outcome-Based Education (OBE) memengaruhi seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan tinggi, mulai dari perencanaan kurikulum hingga evaluasi. Evaluasi dalam OBE dilakukan secara komprehensif, mencakup beberapa tingkatan: Evaluasi Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) Pada tingkatan ini, evaluasi merupakan tahap awal yang dilakukan pada tingkat mata kuliah. Tujuannya adalah untuk mengukur kompetensi spesifik yang telah dikuasai mahasiswa setelah menyelesaikan sebuah mata kuliah. Evaluasi Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Fokus evaluasi ini adalah menilai ketercapaian kompetensi lulusan secara menyeluruh. Perguruan tinggi progresif di Indonesia kini aktif memperbarui kurikulum mereka dengan merujuk pada CPL dan membangun kolaborasi lintas sektor (dunia usaha, industri, alumni, asosiasi profesi, hingga pemerintah daerah) untuk memastikan relevansi. Program Educational Objectives (PEOs) Evaluasi PEOs dilakukan untuk mengukur tujuan pendidikan program studi dalam jangka panjang, biasanya beberapa tahun setelah lulusan bekerja. Di tahun pertama pasca-kelulusan, evaluasi ini digunakan untuk memenuhi indikator kinerja institusi (IKU). Pada tahun kedua, umumnya dilakukan studi pelacakan alumni (tracer study) untuk mengidentifikasi relevansi pendidikan dengan dunia kerja dan keberhasilan karir lulusan. Siapkah Perguruan Tinggi Anda Mencetak Lulusan Unggul Berbasis OBE? Menerapkan kurikulum OBE adalah langkah strategis untuk memastikan perguruan tinggi Anda mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga relevan dan berdaya saing di pasar global. Apakah Anda ingin mendalami bagaimana Kurikulum OBE dapat merevolusi kualitas lulusan di institusi Anda? Kunjungi website Mutuperguruantinggi.id dan hubungi kami sekarang untuk mendapatkan panduan lengkap dan layanan pendampingan ahli dalam implementasi OBE!
Outcome-Based Education (OBE): Kunci Mutu Lulusan Unggul Perguruan Tinggi di Era Modern

Outcome-Based Education (OBE): Kunci Mutu Lulusan Unggul Perguruan Tinggi di Era Modern Mutu sebuah perguruan tinggi kini tidak hanya ditentukan oleh padatnya materi perkuliahan. Sebaliknya, kualitas lulusan yang memiliki kompetensi nyata dan siap bersaing di Dunia Industri dan Dunia Kerja (DUDI) menjadi tolok ukur utama. Dalam konteks ini, Outcome-Based Education (OBE) hadir sebagai pendekatan inovatif yang sangat relevan bagi perguruan tinggi di Indonesia. Mengapa Outcome-Based Education (OBE) Begitu Penting? Abad ke-21 membawa tantangan pendidikan yang semakin kompleks, terutama dengan laju pesat perkembangan teknologi dan inovasi. Kondisi ini sering menciptakan kesenjangan signifikan antara dunia pendidikan dan kebutuhan sumber daya manusia di dunia kerja. Oleh karena itu, OBE hadir sebagai solusi konkret. Pendekatan ini berperan menjembatani kesenjangan tersebut, sekaligus mempersiapkan lulusan dengan keterampilan relevan dan siap menghadapi tantangan global. Berbeda dengan pendidikan tradisional yang hanya berfokus pada penyelesaian materi kurikulum, OBE menekankan pencapaian hasil pembelajaran yang terukur, atau yang kita sebut outcome. Konsep ini memastikan proses pembelajaran berlangsung inovatif, efektif, dan interaktif. Hasilnya, mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan baru yang sangat dibutuhkan pasar kerja. Perbedaan Mendasar antara Pendidikan Tradisional dan OBE Agar lebih memahami perannya, mari kita bandingkan perbedaan mendasar antara pendidikan tradisional dan OBE: Aspek Pendidikan Tradisional Outcome-Based Education (OBE) Kurikulum Sama dari generasi ke generasi Berdasarkan kebutuhan lulusan di dunia kerja Proses Belajar Menyelesaikan materi berdasarkan silabus Membantu mahasiswa mencapai outcome yang ditentukan Penilaian Berdasarkan pengetahuan yang dicapai Berdasarkan tingkat output yang ditentukan Dalam konteks OBE, outcome adalah pengetahuan (knowledge) dan keahlian (skill) yang benar-benar dapat diukur (concretely measurable). Di sisi lain, input adalah jumlah jam pelajaran atau buku teks yang digunakan. Penilaian dalam OBE berdasarkan kriteria, bukan norma. Ini berarti, mahasiswa dinilai berdasarkan capaian mereka terhadap outcome yang telah ditentukan, bukan dibandingkan dengan mahasiswa lain. Landasan Penerapan Kurikulum OBE di Indonesia Penerapan OBE di Indonesia memiliki landasan kuat, didukung oleh perkembangan global maupun regulasi nasional: Tren Pendidikan Tinggi Global Banyak negara maju telah berhasil menerapkan OBE. Pendekatan ini terbukti mampu memangkas kesenjangan antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri. Indonesia perlu mengikuti jejak ini. Revolusi Industri 4.0 dan Education 4.0 OBE menjadi pendekatan kunci yang mengakomodasi pendidikan abad ke-21 dan menjawab tuntutan era Education 4.0. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Indonesia) Pemerintah Indonesia telah menerbitkan berbagai regulasi yang mendukung penerapan kurikulum berbasis luaran. Beberapa di antaranya adalah UU No. 12/2012, Perpres No. 8/2012 (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia/KKNI), Permenristekdikti No. 44/2015 (Standar Nasional Pendidikan Tinggi/SN Dikti), Permenristekdikti No. 62/2016 (Standar Pelayanan Minimal/SPM Dikti), dan Permenristekdikti No. 32/2016 (Akreditasi). Persyaratan Akreditasi dan Sertifikasi Berbagai aturan penjaminan mutu, baik akreditasi nasional (seperti BAN-PT dengan instrumen 9 kriteria) maupun akreditasi regional (AUN-QA) dan internasional (seperti AACSB, ABET, ASIIN, dll.), kini berfokus pada luaran atau lulusan perguruan tinggi. Strategi Implementasi Kurikulum OBE di Perguruan Tinggi Menerapkan OBE membutuhkan restrukturisasi menyeluruh pada kurikulum, pengajaran, pembelajaran, dan penilaian. Perguruan tinggi perlu merancang kurikulum yang secara efektif memungkinkan mahasiswa mencapai Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) yang diinginkan. Menurut “Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi” dari Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud tahun 2020, beberapa aspek penting dalam merancang kurikulum berbasis outcome meliputi: Fokus Kurikulum OBE: Pertanyaan Kunci Fokus kurikulum OBE diuraikan melalui beberapa pertanyaan fundamental: Kemampuan apa yang mahasiswa kuasai atau dapat mereka lakukan? Bagaimana cara terbaik membantu mahasiswa mencapai kemampuan tersebut? Bagaimana kita dapat mengetahui apakah mahasiswa telah mencapainya? Bagaimana kita melakukan perbaikan berkelanjutan (continuous quality improvement)? Constructive Alignment: Menyelaraskan Proses Belajar Constructive Alignment adalah proses yang memastikan kesesuaian terstruktur antara learning outcome (CPL), learning activities (proses dan metode belajar mengajar), dan assessment (teknik penilaian). Ini menjamin bahwa setiap komponen pendidikan mendukung pencapaian outcome yang telah ditetapkan. Tahapan Perencanaan dan Pelaksanaan OBE Penerapan OBE melibatkan perencanaan sistematis di berbagai level: Tingkat Program Studi (Prodi) Prodi perlu mengkaji visi dan misi universitas, kebutuhan pengguna lulusan, serta perkembangan IPTEKS. Hasil kajian ini menjadi dasar untuk menentukan Program Learning Outcome (PLO) atau profil lulusan yang diharapkan setelah mereka berkarya di masyarakat. Selanjutnya, dari PLO, diturunkan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) beserta indikatornya, yang akan menentukan metode pengajaran dan asesmen yang tepat. Pada Tingkat Dosen Dosen bertugas menyusun Rencana Pembelajaran Semester (RPS). RPS ini mencakup Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK), deskripsi silabus, metode penyampaian, dukungan IT, serta asesmen dan penilaian. Pelaksanaan dan Evaluasi OBE Implementasi OBE juga memperhatikan metode pembelajaran, materi, keragaman sumber belajar, dan fasilitas pendukung. Selain itu, monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala: Evaluasi Dosen: Dosen melakukan evaluasi pencapaian CPMK melalui portofolio mata kuliah. Evaluasi Prodi: Prodi mengevaluasi pencapaian CPL melalui portofolio program studi. Penilaian dalam OBE: Lebih dari Sekadar Nilai Angka Sistem dalam OBE berbeda jauh dengan model tradisional. Penilaian ini berfokus pada persentase capaian setiap evaluasi terhadap CPMK. Artinya, penilaian tidak lagi semata-mata mengukur pengetahuan yang berhasil dicapai, tetapi juga sejauh mana mahasiswa mampu mengaplikasikan kemampuan mereka dalam situasi nyata. Program Educational Objectives (PEOs) Evaluasi ini juga mencakup Program Educational Objectives (PEOs) untuk mengukur kompetensi lulusan dalam konteks karier mereka. Hal ini seringkali dilakukan melalui tracer study dan indikator kinerja utama (IKU). Untuk mendukung dan menyederhanakan penerapan kurikulum OBE di perguruan tinggi, integrasi dengan Sistem Informasi Akademik Terintegrasi menjadi strategi yang sangat efektif. Dengan dukungan teknologi yang tepat, pelaksanaan kurikulum OBE dapat dioptimalkan secara signifikan, memastikan perguruan tinggi menghasilkan lulusan yang tidak hanya bergelar, tetapi juga kompeten dan siap bersaing di pasar global Ingin mengimplementasikan kurikulum OBE di perguruan tinggi Anda dengan efektif dan efisien? Jangan tunda lagi! Konsultasikan kebutuhan Anda bersama Mutuperguruantinggi.id! Hubungi kami segera melalui WhatsApp untuk mendapatkan solusi terbaik bagi institusi Anda dan mempersiapkan lulusan yang siap menghadapi masa depan! Klik di sini untuk langsung terhubung via WhatsApp!
Siap Hadapi Society 5.0: Peran Perguruan Tinggi dan Kompetensi Lulusan Unggul

Siap Hadapi Society 5.0: Peran Perguruan Tinggi dan Kompetensi Lulusan Unggul Dunia berubah dengan cepat, dan perguruan tinggi punya peran krusial dalam menyiapkan lulusannya. Bukan hanya sekadar teori, mereka harus mampu menghadapi tantangan era Society 5.0. Lulusan perguruan tinggi harus kompeten dan siap memasuki dunia kerja yang terus berkembang. Jadi, bagaimana perguruan tinggi bisa mencetak SDM unggul? Transformasi Pendidikan untuk Society 5.0 Revolusi di bidang pendidikan sangat penting, dengan orientasi pembelajaran yang lebih modern. Hal ini selaras dengan pandangan Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec, Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta. Dalam Webinar Nasional Kampus Merdeka-Merdeka Belajar yang diselenggarakan Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Lamongan, beliau menekankan urgensi transformasi ini. Webinar yang membahas “Menakar Kesiapan SDM Indonesia dalam Menghadapi Society 5.0” ini juga menghadirkan narasumber lain seperti Prof. Dr. Aris Junaidi (Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswa Dirjen Kemendikbud), Budiman Sudjatmiko M.Sc., M.Phil. (Founder Inovator 4.0 Indonesia), dan Diah Puspitasari, S.Sos (Pegiat Kesetaraan Gender). 10 Kemampuan Utama yang Dibutuhkan di Era Society 5.0 Prof. Edy Suandi Hamid mengungkapkan riset World Economic Forum (WEF) 2020 menunjukkan 10 kemampuan paling dibutuhkan untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0: Memecahkan masalah kompleks Berpikir kritis Kreatif Manajemen manusia Koordinasi dengan orang lain Kecerdasan emosional Menilai dan mengambil keputusan Berorientasi pelayanan Negosiasi Fleksibilitas kognitif “Society 5.0 hadir sebagai solusi dari Revolusi 4.0 yang berpotensi mendegradasi manusia,” jelas Prof. Edy. “Di era ini, nilai karakter seperti empati dan toleransi harus berkembang seiring dengan kompetensi kritis, inovatif, dan kreatif. Tujuannya mengintegrasikan ruang maya dan fisik dengan bantuan artificial intelligence untuk kemudahan.” Society 5.0: Peluang dan Tantangan Era Society 5.0 memfokuskan pekerjaan dan aktivitas manusia pada konsep Human-Centered yang berbasis teknologi. Namun, jika manusia tidak mengikuti perkembangan teknologi dan pengetahuan, Society 5.0 bisa menjadi “pisau bermata dua.” Era ini dapat menghilangkan lapangan kerja yang ada, tapi juga mampu menciptakan peluang baru. Maka dari itu, menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan lembaga pendidikan. Campur tangan berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi nirlaba, dan masyarakat, sangat diperlukan untuk menciptakan SDM unggul yang berdaya saing. “SDM Indonesia harus terus meningkatkan kualitas dan melakukan inovasi,” tegas Prof. Edy. “Saat ini, inovasi adalah keniscayaan. Kita sering mendengar adagium ‘innovate or die’.” Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo. Dukungan Pendidikan Menghadapi Society 5.0 dan Pandemi Prof. Aris Junaidi menambahkan bahwa Society 5.0 adalah “A New Humanism” yang menawarkan model baru untuk memecahkan persoalan sosial dan mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Era ini, bersama pandemi Covid-19, menjadi tantangan bagi dunia pendidikan. Untuk itu, pemerintah melalui Dikti memberikan berbagai dukungan, antara lain: Penyediaan platform pembelajaran daring. Kerja sama dengan penyedia telekomunikasi untuk biaya internet terjangkau. Peluang program pengakuan kredit antar universitas melalui pembelajaran daring. Pelatihan berkelanjutan bagi dosen dalam membuat materi pembelajaran daring. Pemanfaatan Massive Open Online Course/MOOC’s internasional. Mahasiswa abad 21 perlu dibekali 16 keahlian yang terbagi menjadi literasi dasar, kompetensi, dan karakter. Program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka, adalah salah satu upaya memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk menambah keterampilan melalui 8 aktivitas pilihan. Hubungi Kami Untuk Cetak Lulusan Unggul Ingin tahu lebih banyak tentang bagaimana perguruan tinggi dapat beradaptasi dan mencetak lulusan unggul di era Society 5.0? Hubungi kami melalui WhatsApp untuk konsultasi lebih lanjut atau kunjungi website kami di mutuperguruantinggi.id. Kami siap membantu Anda menyiapkan masa depan pendidikan yang lebih baik!
Kurikulum Berbasis OBE: Kunci Sukses Akreditasi Perguruan Tinggi di Era Transformasi

Kurikulum Berbasis OBE: Kunci Sukses Akreditasi Perguruan Tinggi di Era Transformasi Kurikulum Berbasis OBE: Kunci Sukses Akreditasi Perguruan Tinggi di Era Transformasi Selamat datang di era baru pendidikan tinggi, di mana kualitas lulusan menjadi tolok ukur utama. Perguruan tinggi Anda sedang menghadapi tantangan besar: memastikan lulusan siap bersaing di pasar kerja yang dinamis. Kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) adalah jawaban atas tantangan ini. Lebih dari sekadar tren, OBE adalah strategi penting untuk meraih akreditasi terbaik, baik di tingkat nasional maupun internasional. Mutuperguruantinggi.id Kami di Mutuperguruantinggi.id hadir untuk membantu Anda menavigasi perubahan ini. Dalam artikel ini, kami akan mengupas tuntas mengapa implementasi OBE menjadi krusial dan bagaimana hal ini dapat menjadi pendorong utama bagi akreditasi institusi Anda. Transformasi Kurikulum: Dari Berbasis Konten ke Berbasis Hasil Secara sederhana, kurikulum OBE mengubah fokus pendidikan dari “apa yang diajarkan” menjadi “apa yang seharusnya dikuasai mahasiswa setelah lulus”. Pendekatan ini sejalan dengan regulasi pemerintah yang tertuang dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNDIKTI). Tujuannya jelas: menciptakan lulusan yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memiliki keterampilan dan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan industri. Sejak 2020, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) telah secara aktif mendorong implementasi kurikulum ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan daya saing lulusan. Hasilnya, kualitas lulusan yang dihasilkan dari kurikulum OBE menjadi cerminan langsung dari mutu pendidikan yang ditawarkan oleh sebuah perguruan tinggi. Hubungan Strategis Kurikulum OBE dengan Akreditasi Akreditasi adalah bukti pengakuan mutu dan reputasi sebuah institusi. Kurikulum OBE memegang peranan vital dalam proses ini, karena instrumen akreditasi nasional sangat menekankan pada: Proses Pembelajaran yang Interaktif dan Efektif Sesuai dengan poin C.6.4.b, OBE mendorong metode pengajaran yang tidak monoton, sehingga mahasiswa terlibat aktif dalam proses belajar. Kesesuaian Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dengan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Poin C.6.4.c menekankan bahwa setiap RPS harus dirancang untuk mencapai CPL yang telah ditetapkan, sebuah prinsip inti dalam OBE. Analisis Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) yang Konsisten Butir C9 dalam Instrumen Akreditasi Program Studi (APS) secara spesifik meminta bukti analisis CPL yang menunjukkan peningkatan selama tiga tahun terakhir. Implementasi OBE yang terstruktur mempermudah perguruan tinggi untuk menyajikan data ini. Dengan kata lain, dokumentasi dan implementasi kurikulum OBE yang kuat bukan hanya sekadar formalitas, tetapi merupakan bukti nyata komitmen perguruan tinggi Anda terhadap kualitas lulusan. Menuju Akreditasi Internasional: Prasyarat Wajib OBE Jika ambisi Anda adalah membawa perguruan tinggi bersaing di tingkat global, implementasi OBE adalah langkah yang tidak bisa dihindari. Standar akreditasi internasional jauh lebih ketat dan membutuhkan bukti penerapan yang konsisten dan berkelanjutan. Sebagai contoh, akreditasi dari International Accreditation Board for Engineering Education (IABEE) mensyaratkan program studi untuk telah menerapkan OBE selama minimal empat tahun. Tanpa kurikulum OBE yang solid, perguruan tinggi tidak hanya akan kehilangan poin dalam penilaian akreditasi nasional, tetapi juga secara otomatis tidak memenuhi syarat untuk melangkah ke kancah akreditasi internasional. Manfaat Signifikan Kurikulum OBE untuk Masa Depan Institusi Meskipun implementasi kurikulum OBE membutuhkan komitmen dan upaya dari seluruh civitas akademika, manfaatnya sangat signifikan. Dengan menerapkan OBE, Anda akan memastikan: Lulusan yang Kompeten Lulusan Anda akan memiliki keterampilan yang relevan dan siap bersaing di pasar kerja, meningkatkan kepercayaan diri mereka dan reputasi institusi Anda. Peningkatan Mutu Berkelanjutan OBE mendorong perbaikan terus-menerus dalam proses pembelajaran, menjadikan mutu pendidikan sebagai prioritas utama. Reputasi Institusi yang Meningkat Kualitas lulusan yang tinggi akan meningkatkan citra dan reputasi perguruan tinggi di mata masyarakat, calon mahasiswa, dan industri. Siap Meningkatkan Akreditasi Perguruan Tinggi Anda? Jangan biarkan transformasi kurikulum menjadi beban. Jadikan kurikulum OBE sebagai alat strategis untuk mencapai akreditasi tertinggi dan membuka pintu menuju pengakuan global. Mutuperguruantinggi.id hadir untuk menjadi mitra Anda. Kami menyediakan pendampingan terpadu, mulai dari perancangan kurikulum yang sesuai standar, hingga persiapan dokumen akreditasi. Hubungi kami sekarang untuk konsultasi gratis dan mulailah perjalanan Anda menuju mutu pendidikan yang lebih baik dan akreditasi yang lebih tinggi!
Optimalkan Mutu Lulusan, Raih Akreditasi Unggul dengan Pendekatan OBE

Optimalkan Mutu Lulusan, Raih Akreditasi Unggul dengan Pendekatan OBE Mengapa Kompetensi Lulusan Jadi Kunci Sukses Perguruan Tinggi? Optimalkan Mutu Lulusan, Raih Akreditasi Unggul dengan Pendekatan OBE. Di tengah ketatnya persaingan global, reputasi perguruan tinggi kini tak lagi cukup hanya bermodal nama besar atau fasilitas mewah. Tolok ukur utama kesuksesan sejati adalah kualitas lulusan yang dihasilkan. Dunia kerja modern menuntut individu yang tak hanya cerdas di atas kertas, tapi juga menguasai keterampilan praktis yang bisa langsung diterapkan. Mereka butuh lulusan yang bisa membuktikan, “Ini lho, yang bisa saya lakukan,” bukan sekadar “Ini lho, yang sudah saya pelajari.” Pendekatan Outcome-Based Education (OBE) Menyadari pergeseran ini, perguruan tinggi harus beradaptasi. Kurikulum harus mampu menjembatani celah antara teori di kelas dan praktik di lapangan. Di sinilah Outcome-Based Education (OBE) hadir sebagai solusi strategis untuk menghadapi tantangan tersebutP. Kenali OBE: Filosofi Pendidikan yang Berfokus pada Hasil Nyata Pendekatan Outcome-Based Education (OBE) adalah sebuah pendekatan pendidikan yang menempatkan hasil pembelajaran sebagai inti dari seluruh proses akademik. Berbeda dengan metode tradisional yang lebih fokus pada penyampaian materi, OBE memastikan setiap langkah pembelajaran—mulai dari perancangan kurikulum hingga metode evaluasi—dirancang untuk mencapai capaian lulusan yang spesifik dan terukur. Kunci Untuk Mempersiapkan Mahasiswa Melalui pendekatan ini dapat mendorong pembelajaran yang lebih inovatif dan interaktif, membekali mahasiswa dengan keterampilan esensial yang diperlukan untuk sukses di masa depan. OBE adalah kunci untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan di era global dan memenuhi tuntutan Industri 4.0. Dasar Kuat Penerapan OBE: Landasan Hukum dan Standar Akreditasi Penerapan kurikulum OBE bukan sekadar tren tanpa dasar. Pendekatan ini telah terbukti efektif di berbagai negara maju dan didukung oleh landasan hukum yang kuat di Indonesia, termasuk dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah terkait standar pendidikan tinggi. Lebih jauh, standar akreditasi terkini, baik di tingkat nasional (seperti IAPS 4.0) maupun internasional (AUN-QA, ABET), semakin menitikberatkan pada hasil atau outcome. Dengan mengadopsi OBE, perguruan tinggi tak hanya sekadar memenuhi syarat akreditasi, tetapi juga secara proaktif meningkatkan mutu pendidikan dan daya saing lulusannya. Strategi Praktis Implementasi OBE: Fokus pada Keterkaitan Untuk mengimplementasikan OBE, perguruan tinggi perlu melakukan penyesuaian pada kurikulum, metode pengajaran, dan sistem penilaian. Kunci keberhasilan terletak pada konsep Penyelarasan Konstruktif (Constructive Alignment), di mana tujuan pembelajaran (Capaian Pembelajaran Lulusan), kegiatan belajar-mengajar, dan metode penilaian dirancang secara selaras untuk mencapai hasil yang sama. Perguruan tinggi harus berfokus pada pertanyaan-pertanyaan krusial ini: Kompetensi apa yang wajib dikuasai lulusan? Bagaimana metode pengajaran paling efektif untuk mencapai kompetensi tersebut? Bagaimana mengukur keberhasilan mahasiswa dalam mencapai kompetensi tersebut? Bagaimana memastikan perbaikan kualitas berkelanjutan? Mengapa OBE Penting untuk Masa Depan Pendidikan? Pendidikan konvensional seringkali hanya menilai penguasaan pengetahuan. Namun, OBE mengubah paradigma itu dengan menilai pengetahuan dan keahlian secara komprehensif. Penilaian tidak lagi sekadar angka di transkrip, melainkan alat untuk mengukur sejauh mana mahasiswa telah mencapai kompetensi yang ditetapkan. Dengan OBE, kurikulum bersifat dinamis dan terus beradaptasi sesuai dengan masukan dari para pemangku kepentingan (stakeholder) dan kebutuhan dunia kerja. Hal ini memastikan setiap lulusan yang dihasilkan tidak hanya berpengetahuan luas, tetapi juga memiliki keahlian relevan yang sangat dibutuhkan di lapangan. Siapkah Perguruan Tinggi Anda Bertransformasi? Mengimplementasikan kurikulum OBE bisa menjadi proses yang kompleks dan menantang. Diperlukan pemahaman mendalam dan strategi yang tepat agar setiap tahapan berjalan efektif. Mutuperguruantinggi.id hadir sebagai mitra strategis yang siap membantu Anda dalam merancang, mengelola, dan mengimplementasikan kurikulum OBE. Dengan pendampingan dari para ahli, kami memastikan perguruan tinggi Anda mampu mencetak lulusan berdaya saing global dan unggul. Hubungi kami sekarang untuk konsultasi gratis dan wujudkan visi pendidikan yang lebih berkualitas!
6 Pilar Tata Kelola Perguruan Tinggi Unggul di Era Digital

6 Pilar Tata Kelola Perguruan Tinggi Unggul di Era Digital 1. Transparansi dalam Pengelolaan Kampus Transparansi adalah kunci terciptanya kepercayaan antara pengelola kampus dan sivitas akademika. Melalui akses informasi yang terbuka terkait kebijakan, program, dan anggaran, seluruh elemen kampus dapat memahami arah kebijakan dan terlibat aktif dalam proses pengambilan keputusan. 2. Struktur Organisasi yang Efektif Pengorganisasian yang baik ditandai dengan pembagian tugas yang jelas, alur kerja yang terstruktur, serta koordinasi yang solid. Dengan sistem kerja yang tertata, pimpinan perguruan tinggi dapat menjalankan fungsi manajerial secara lebih efisien dan terarah. 3. Partisipasi Sivitas Akademika dan Stakeholder Partisipasi aktif dari dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, hingga mitra eksternal sangat penting dalam menciptakan kebijakan yang inklusif. Keterlibatan berbagai pihak ini membuat keputusan yang diambil lebih representatif dan mudah didukung dalam pelaksanaannya. 4. Responsivitas terhadap Perubahan Perguruan tinggi yang responsif akan lebih siap menghadapi perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat. Dukungan kebijakan yang adaptif dan cepat tanggap terhadap masukan akan menciptakan lingkungan akademik yang dinamis dan inovatif. 5. Akuntabilitas dalam Setiap Kebijakan Akuntabilitas menuntut setiap pemimpin kampus untuk bertanggung jawab atas seluruh kebijakan dan tindakannya. Laporan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan administratif adalah bagian penting dari tata kelola yang sehat. 6. Kepemimpinan yang Visioner dan Inklusif Kepemimpinan yang baik akan menciptakan suasana kerja yang kondusif, mampu memotivasi seluruh sivitas akademika, dan mendorong tercapainya visi serta misi institusi secara bersama-sama. Transformasi Digital untuk Tata Kelola Modern Pemanfaatan teknologi seperti sistem informasi manajemen akademik dapat memperkuat tata kelola kampus, mulai dari aspek transparansi, efisiensi, hingga akuntabilitas. Integrasi digital menjadi langkah strategis dalam membangun kampus unggul di era kompetitif saat ini. 📞 Siap meningkatkan mutu tata kelola kampus Anda? Segera hubungi admin mutuperguruantinggi.id untuk mendapatkan layanan konsultasi dan pendampingan profesional! Klik di sini untuk menghubungi kami!
Optimalisasi Mutu Perguruan Tinggi dengan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

Optimalisasi Mutu Perguruan Tinggi dengan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Optimalisasi Mutu Perguruan Tinggi dengan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Mutu pendidikan tinggi menjadi faktor utama dalam menciptakan lulusan yang berdaya saing. Oleh karena itu, perguruan tinggi wajib menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM Dikti) sebagaimana diatur dalam Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023. SPM Dikti mencakup dua sistem utama, yaitu: Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) – Penjaminan mutu yang diterapkan secara mandiri oleh perguruan tinggi. Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) – Evaluasi mutu oleh pihak eksternal, seperti BAN-PT dan LAM. Apa Itu Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)? SPMI adalah sistem yang dirancang oleh perguruan tinggi untuk memastikan dan meningkatkan kualitas pendidikan secara berkelanjutan. Sistem ini berfungsi sebagai alat kontrol internal agar institusi dapat memenuhi standar mutu nasional dan internasional. Dasar Hukum Penerapan SPMI Implementasi SPMI didasarkan pada berbagai kebijakan, di antaranya: Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023 tentang SPM Dikti Permenristekdikti No. 61 Tahun 2016 tentang Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) Permendikbud No. 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran PTN/PTS Peraturan BAN-PT No. 2 Tahun 2017 tentang Sistem Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi Manfaat Implementasi SPMI Penerapan SPMI memberikan berbagai manfaat bagi perguruan tinggi, antara lain: Meningkatkan kualitas pendidikan, baik akademik maupun non-akademik. Mendukung proses akreditasi, baik di tingkat nasional maupun internasional. Meningkatkan kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan. Menyesuaikan lulusan dengan kebutuhan industri melalui peningkatan standar kompetensi. Tahapan Implementasi SPMI: Siklus PPEPP SPMI diterapkan melalui siklus PPEPP, yang terdiri dari lima tahap utama: Penetapan – Menyusun kebijakan dan standar mutu perguruan tinggi. Pelaksanaan – Mengimplementasikan kebijakan sesuai standar yang telah ditetapkan. Evaluasi – Menilai efektivitas sistem penjaminan mutu. Pengendalian – Mengidentifikasi dan memperbaiki kendala dalam penerapan mutu. Peningkatan – Mengembangkan strategi baru untuk peningkatan mutu berkelanjutan. Kewajiban Perguruan Tinggi dalam Menerapkan SPMI Berdasarkan regulasi terbaru, perguruan tinggi diwajibkan untuk: Menyusun kebijakan dan standar mutu internal sesuai visi dan misi institusi. Mengintegrasikan SPMI dengan sistem manajemen perguruan tinggi. Mengelola data dan informasi mutu melalui PDDikti. Optimalkan Penerapan SPMI Kampus Anda! Penerapan SPMI yang optimal membantu perguruan tinggi dalam meningkatkan standar akademik, memperkuat reputasi, dan memastikan lulusan memiliki kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja. Untuk informasi lebih lanjut mengenai pendampingan dalam penerapan SPMI, hubungi mutuperguruantinggi.id sekarang. Kami siap membantu institusi Anda dalam meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan.
Optimalkan Mutu Laboratorium dengan Review Dokumen ISO/IEC 17025:2017 Bersama Mutu Perguruan Tinggi

Optimalkan Mutu Laboratorium dengan Review Dokumen ISO/IEC 17025:2017 Bersama Mutu Perguruan Tinggi Pada Selasa, 11 Februari 2025, Mutu Perguruan Tinggi bersama Universitas Tanjungpura sukses mengadakan sesi review dokumen mutu secara daring. Acara ini menghadirkan Bapak Mulyono, S.T.P., seorang pakar laboratorium yang berpengalaman dalam mendampingi proses akreditasi laboratorium di berbagai sektor, mulai dari perguruan tinggi, perusahaan swasta, hingga instansi pemerintah. Meningkatkan Standar Mutu Laboratorium Sesuai ISO/IEC 17025:2017 Kegiatan ini dibuka oleh Bapak Rinto Manurung, S.P., M.Sc., selaku Kepala Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, serta diikuti oleh para anggota laboratorium Universitas Tanjungpura. Sesi ini bertujuan untuk meninjau kembali dokumen mutu yang telah disusun oleh tim laboratorium agar lebih sesuai dengan standar internasional ISO/IEC 17025:2017. Manfaat Pelatihan ISO/IEC 17025:2017 ISO/IEC 17025:2017 adalah standar utama dalam akreditasi laboratorium yang mencakup persyaratan kompetensi dan validitas hasil pengujian. Melalui pelatihan ini, peserta memperoleh manfaat berupa: Pemahaman mendalam mengenai persyaratan dokumentasi yang sesuai dengan ISO 17025:2017. Peningkatan keterampilan dalam menyusun dokumen sistem manajemen mutu laboratorium, seperti manual mutu, prosedur teknis, dan instruksi kerja. Panduan praktis dalam mempersiapkan dokumen pendukung akreditasi laboratorium. Fokus Review Dokumen Mutu Laboratorium Dalam sesi review ini, peserta membahas berbagai aspek penting dari dokumen mutu laboratorium, meliputi: Panduan Mutu Klausul 5, 6, dan 7 Prosedur Laboratorium Formulir Pendukung Dengan adanya sesi ini, diharapkan tim laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura semakin siap dalam menghadapi proses akreditasi ISO/IEC 17025:2017, sekaligus meningkatkan standar mutu laboratorium mereka. Tingkatkan Akreditasi Laboratorium Anda Sekarang! Apakah laboratorium Anda ingin lebih unggul dengan standar ISO/IEC 17025:2017? Jangan ragu untuk menghubungi tim mutuperguruantinggi.id di wa.me/6281286563234 dan dapatkan FREE Gap Analysis untuk mengevaluasi kondisi laboratorium Anda bersama para pakar kami!